Anda Pelawat Ke-...

web counter

Sunday, December 27, 2009

Sesal kemudian tidak berguna lagi..

Ceritanya mengisahkan seekor anak ikan dan ibunya yang sedang berenang-renang di lautan dalam. Ibu ikan sedang mengajar anak kesayangannya akan erti kehidupan dan realiti yang mereka hadapi

Ibu ikan ini pun berkata, "Duhai anakku yang ku kasihi, sesungguhnya terdapat suatu perkara yang amat penting yang ibu ingin sampaikan... ajaran ini telah disampaikan oleh pendita-pendita ikan yang terulung sejak zaman berzaman, telah disebarkan kepada seluruh warga alam air ini dan ibu harap anakanda juga ambil berat apa yang ingin ibu katakan....Suatu hari nanti, anakanda akan diuji dengan godaan-godaan yang mengelirukan akal... akan anakanda jumpa cacing yang sungguh enak sedang dicucuk oleh mata kail dan diikat pada tali yang tidak nampak oleh mata kasar. Cacing itu kelihatan sungguh mengiurkan, sungguh lazat sehinggakan anakanda tidak terfikir akan apapun kecuali untuk menikmati juadah yang enak itu... tetapi anakanda kena ingat itu hanyalah muslihat manusia, mengumpan anakanda ke alam lain yang penuh sengsara."

"Alam apa itu ibu?"

"Jika anakanda terjerumus ke perangkap manusia itu.. leher anakanda akan disentap oleh besi yang bercangkuk tajam dan akananda akan merasa kesakitan di mulut anakanda. Kemudian, mereka akan tarik anakanda ke arah sesuatu yang menyilau pandangan sehingga anakanda rasa anakanda akan buta... anakanda akan di campak umpama sampah di perut perahu mereka dan anakanda akan berasa sesak kerana anakanda bukan lagi dikelilingi oleh air tetapi udara...Kemudian mereka akan membawa anakanda ke pasar, mereka letakkan harga..ada manusia yang datang dan mencocok-cocok badan anakanda sebelum ada yang membawa anakanda ke rumah mereka. Siksaan mereka belum selesai...manusia itu akan mengelar- ngelar anakanda, menghiris daging dan meletakkan garam dan .. pedihnya ibu tak dapat bayangkan dan ceritakan.." , sambil si ibu tunduk sayu dan ketakutan.

"Setelah dikelar-kelar. .. anakanda akan melihat minyak yang panas mengelegak, sehingga percikannya bisa meleburkan kulit anakanda yang halus itu... manusia kemudiannya akan menurunkan anakanda ke dalam minyak yang panas itu sehingga segala daging dan kulit anakanda melecur dan bertukar warna... Akhirnya.. anakanda akan dilapah, dimamah dan dikunyah oleh gigi-gigi manusia yang tidak mengenal erti belas kasihan itu... Semua siksaan itu berpunca dari godaan yang sedikit... ibu berpesan agar anakanda ingat dan berhati-hati di laut lepas tu..."

Si anak..hanya mengangguk-anggukka n kepalanya... dalam hatinya masih tidak yakin..kerana belum pernah ketemu cacing yang sebegitu.

.Suatu hari.. setelah di anak ini remaja..dan bersiar-siar dengan kawan-kawannya. . mereka terlihat seekor cacing yang amat besar, tampak lazat berseri-seri. .. semua ikan-kan itu telah mendengar cerita dari orang tua masing-masing. . cuma baru sekarang melihatnya dengan mata kasar sendiri.. masing- masing menolak satu sama lain.. dan mencabar-cabar agar pergi menjamah juadah itu.. akhirnya si anak yang tidak yakin dengan cerita ibunya tadi berkata,

" Ahhhh...masakan benar kata-kata ibuku.... makanan selazat ini tidak akan mendatangkan apa-apa kecuali kenyang perutku. Ini habuanku.... ", terlintas nafsu yang datang menggoda... lalu.. setelah si anak itu mengangakan mulutnya luas-luas dan dengan rakusnya membaham cacing itu... mulut dan tekaknya terasa kesakitan yang amat sangat...setelah puas cuba melepaskan diri.. si anak tadi berasa kesal dan sedih dalam dirinya.. kerana dia tahu...apa yang ibu katakan memang benar...cuma segalanya sudah terlambat..hanya kerana nafsu.

jadi,renung-renungkanlah dan peringatan bersama...wallahua'lam

Wednesday, December 23, 2009

Letter from Allah

Salam..
Feel this story..

As you got up this morning, I watched you, and hope you would talk to me, even if it was just a few words, asking my opinion or thanking me for something that good in your life yesterday. But I noticed you were too busy , trying to find the right outfit to wear. When you ran around the house getting ready, I knew there would be a few minutes for you to stop and say hello, but you were too busy. At one point you had to wait, fifteen minutes nothing to do except sit in achair. Then I saw you spring to your feet. I thought you wanted to talk to me, but you ran to the phone and called a friend to get the latest gossip instead. I watched patiently all the daylong. With all your activities.I guess you were too busy to say anything to me.

I noticed that before lunch you look around, maybe you felt embrrassed to talk to me, that is why you didn't bow your head. You glanced three or four tables over and you noticed some of your friends talking to me briefly before they ate., but you didn't. That's okay. There is still more time left, and I hope that you will talk to me yet. You went home and it seems as if you had lots of things to do. After a few of them were done, you turned on TV. I don't know you like TV or not, just about anything goes there and you spend a lot of time each day in front of it not thinking anything, just enjoy the show. I waited patiently again as you watch the TV and ate your meal, but again you didn't talk to me. Bedtime, I guess you felt too tired. That's okay because maybe you're not realize that I am always there for you. I've got patience, more than you will ever know. I even want to teach you how to be patient with other as well.

I love you so much that I wait everyday for a nod, prayer or thought or a thankful part of your heart. It is hard to have a one-sided conversation. Well you are getting up once again. And once again I will wait, with nothing but love for you. Hoping that today you will give some more time. Have a nice day!

Your friend, ALLAH

Yes, I do love God. He is my source of existence and savior. Allah keeps me functioning each and everyday.

Without Him, I will be nothing. Withot him, I am nothing, but with Him... This is the simplest test... if you love God, and are not ashamed of all the marvelous things He has done FOR YOU.

salam ukhuwah.. :)

Friday, December 18, 2009

Mawaddah Humaira'


Salam..

Setelah sekian lama asyik copy and paste cerita-cerita menarik, kali ini ana nak sambung kembali cerita tentang diri ana. Ini pun sebab ana baru belajar macam mana nak masukkan gambar. Abang ipar ana yang tolong ajarkan, dan kalau nak tahu, dialah yang selalu baca blog ana senyap-senyap. Macam mana ana tahu?? kakak analah yang report. Lagi satu, kakak analah yang suruh ana tulis di blog ala-ala bahasa karangan ni. Lagipun bagus juga, sekali gus ana dapat meningkatkan mutu karangan ana kelak!

Oh terlupa pula gambar di atas tu, nak tahu siapa? Haa.. dialah anak buah ana.. Namanya Mawaddah Humaira' binti Ahmad Faizi. Kak Suahila's baby. Mawaddah lahir pada 16hb April 2009. Semalam, genap umurnya lapan bulan! Sekarang, Mawaddah sudah pandai merangkak, duduk(tak stable pun..), berdiri, tapi dengan pegang something. Panggilan pun sudah berubah, ayah~tok ayah, ibu~tok dadi, ana~ mami syera. Ana sangat gembira bila Mawaddah lahir, memandangkan she is my first niece.. Lagipun, ana anak bongsu. Dari kecil lagi ana beritahu hasrat hati ana pada ibu, yang ana teringin rasa nakkan adik! Tapi hasrat hati itu hanya berlalu begitu sahaja. Tetapi sekarang, ana sudah ada Mawaddah. Ana dah dapat rasa bagaimana nak mandikan bayi, bagi makan, basuh najis.., tukar lampin, dan macam-macam lagi. Seronok! Waktu nak bagi Mawaddah tidur adalah perkara yang agak susah, sebab perlukan masa yang agak lama untuk angkat sehingga Mawaddah tertidur..

Mawaddah jugak dah pandai main tepuk amai-amai:) comel.. tapi, sekarang Mawaddah kena tinggal di nusery sementara mamanya bekerja. Dan insya-Allah, bulan February 2010, Seorang lagi anak buah akan lahir..my first nephew. My brother's son. Suria Affendi. Rasanya itu, sahaja untuk dikongsi hari ini..

Salamukhuwah..

Wednesday, December 16, 2009

Why I Never Visit Rich Friends..


Salam,

Ana ada tengok blog kakak ipar ana, and ana ada baca satu cerita kelakar nie, so, ana copy untuk kita share!!

Reasons why I never visit my rich friend...
Once while visiting a very rich friend, the maid approached me and

Question : "What would you like to have ...Fruit juice, Soda, Tea,Chocolate, Capuccino, Frapuccino, or Coffee?"
Answer: " Tea please"

Question : " Ceylon tea, Indian tea, Herbal tea,Bush tea, Honey bushtea, Iced tea or green tea?"
Answer : "Ceylon tea"

Question : "How would you like it ? black or white ?"
Answer: "white"

Question: "Milk, or fresh cream?"
Answer: "With milk "

Question: "Goat's milk, or cow's milk"
Answer: "With cow's milk please."

Question: " Freezeland cow or Afrikaner cow?"
Answer: " Um, I'll just take it black."

Question: " Would you like it with sweetener, sugar or honey?
"Answer: "With sugar"

Question: " Beet sugar or cane sugar?"
Answer: "Cane sugar "

Question:" White, brown or yellow sugar?"
Answer: "Forget about the tea, just give me a glass of water instead."

Question: "Mineral water, tap water or distilled water?"
Answer: "Mineral water"

Question: "Flavored or non-flavored?"
Answer: "I think I'll just die of thirst......

:)

Saturday, December 12, 2009

Setiap yang diberi Allah, Pasti Ada Hikmahnya..

Salam,

Di sini, ada sebuah cerita sedih yang menyayat hati. Terdapat banyak pengajaran yang tersirat dan tersurat di dalam cerpen ini yang boleh kita kongsi bersama.




20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang bayi laki-laki, wajahnya comel tetapi nampak kurang cerdik. Ali, suamiku memberinya nama Yusri. Semakin lama semakin nampak jelas bahawa anak ini sedikit terkebelakang. Saya berniat mahu memberikannya kepada orang lain sahaja supaya dijadikan budak atau pelayan bila besar nanti. Namun Ali mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.Pada tahun kedua kelahiran Yusri, saya pun melahirkan pula seorang anak perempuan yang cantik. Saya menamakannya Yasmin. Saya sangat menyayangi Yasmin, begitu juga Ali. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikan pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Yusri. Ia hanya memiliki beberapa helai pakaian lama. Ali berniat membelikannya, namun saya selalu melarang dengan alasan tiada wang. Ali terpaksa menuruti kata saya.

Saat usia Yasmin 2 tahun, Ali meninggal dunia. Yusri sudah berumur 4 tahun ketika itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin bertambah. Saya mengambil satu tindakan yang akhirnya membuatkan saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya bersama Yasmin. Saya tinggalkan Yusri yang sedang tertidur lelap begitu saja.

Setahun.., 2 tahun.., 5 tahun.., 10 tahun.. berlalu sejak kejadian itu. Saya menikah kembali dengan Kamal, seorang bujang. Usia pernikahan kami menginjak tahun kelima. Berkat Kamal, sifat-sifat buruk saya seperti pemarah, egois dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Yasmin sudah berumur 15 tahun dan kami menyekolahkan dia di sekolah jururawat. Saya tidak lagi ingat berkenaan Yusri dan tiada memori yang mengaitkan saya kepadanya. Hinggalah ke satu malam, malam di mana saya bermimpi mengenai seorang anak. Wajahnya segak namun kelihatan pucat sekali. Dia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum dia berkata;

"Makcik, makcik kenal mama saya? Saya rindu sekali pada mama!"

Sesudah berkata demikian dia mulai pergi, namun saya menahannya.

"Tunggu..., saya rasa saya kenal kamu. Siapa namamu wahai anak yang tampan?"

"Nama saya Yusri, makcik."

"Yusri...? Yusri... Ya Tuhan! Benarkah engkau ni Yusri???"

Saya terus tersentak dan terbangun. Rasa bersalah, sesal dan pelbagai perasaan aneh yang lain menerpa diri saya pada masa itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah yang terjadi dulu seperti sebuah filem yang ditayangkan kembali di kepala saya. Baru sekarang saya menyedari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Rasanya seperti mahu mati saja saat itu.

Ya, saya patut mati..., mati..., mati...!

Ketika tinggal seinci jarak pisau yang ingin saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Yusri melintas kembali di fikiran saya.

Ya Yusri, mama akan menjemputmu Yusri, tunggu ya sayang !

Petang itu saya membawa dan memarkir kereta Civic biru saya di samping sebuah pondok, dan ia membuatkan Kamal berasa hairan. Beliau menatap wajah saya dan bertanya;

"Hasnah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kita berada di sini?"

"Oh abang, abang pasti akan membenci saya selepas saya menceritakan hal yang saya lakukan dulu."

Aku terus menceritakan segalanya sambil teresak-esak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Selepas tangisan saya reda, saya keluar dari kereta dengan diikuti oleh Kamal dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter di hadapan saya. Saya mula teringat yang saya pernah tinggal dalam pondok itu dan saya tinggalkannya.

Yusri.. Yusri... Di manakah engkau, nak?

Saya meninggalkan Yusri di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri pondok tersebut dan membuka pintu yang diperbuat daripada buluh itu.

Gelap sekali.

Tidak terlihat sesuatu apapun di dalamnya!

Perlahan-lahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan di dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemui sesiapapun di dalamnya. Hanya ada sehelai kain buruk yang berlonggok di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan betul-betul. Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain itu. Ini adalah baju buruk yang dulu dipakai oleh Yusri setiap hari.

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sangat sedih dan bersalah, saya pun keluar dari ruangan itu. Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Kamal mulai menaiki kereta untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang berdiri di belakang kereta kami. Saya terkejut sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang sangat kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Saya terkejut lagi apabila dengan tiba-tiba dia menegur saya. Suaranya parau.

"Heii...! Siapa kamu?! Apa yang kamu mahu?!"

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya;

"Makcik, apakah makcik kenal dengan seorang anak bernama Yusri yang dulunya tinggal di sini?"

Dia menjawab;

"Kalau kamu ibunya, kamu adalah perempuan terkutuk!! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Yusri terus menunggu ibunya dan memanggil;

'Mama, mama!'

"Kerana tidak tahan melihat keadaannya, kadang-kadang saya memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemungut sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu!"

"Tiga bulan yang lalu Yusri meninggalkan sehelai kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...

"Mama, mengapa mama tidak pernah kembali lagi...? Mama marah pada Yusri, ya? Mama, biarlah Yusri yang pergi saja, tapi mama harus berjanji mama tidak akan marah lagi pada Yusri."

Saya menjerit histeria membaca surat itu.

"Tolong bagi tahu.. di mana dia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi! Tolonglah cakap...!!!"

Kamal memeluk tubuh saya yang terketar-ketar dan lemah.

"Semua sudah terlambat. Sehari sebelum kamu datang, Yusri sudah meninggal dunia. Dia meninggal di belakang pondok ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang pondok ini tanpa berani masuk ke dalamnya. Dia takut apabila mamanya datang, mamanya akan pergi lagi apabila melihatnya ada di dalam sana. Dia hanya berharap dapat melihat mamanya dari belakang pondok ini. Meskipun hujan deras, dengan keadaannya yang lemah ia terus berkeras menunggu kamu di sana ."

Ya Allah! Ampunkanlah dosaku! Yusri, ampunkan mama nak!


Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Janganlah menyalahkan apa yang sudah diberikan oleh Allah. Tetapi hargailah apa yang diberikan oleh Allah. Dan cuba bersabar. Kerana DIA tidak akan memberikan sesuatu apapun dengan sia-sia.

Subhanallah....

Salam..

Ana terbaca cerita ini, begitu menarik!! jadi ana siarkan di dalam blog, semoga dengan ini, dapat menyedarkan kita semua..

Seorang wanita muslim dari Malaysia yang bekerja di US, memakai tudung dan memiliki akhlak yang bagus. Suatu malam perempuan ini dalam perjalanan balik ke rumah dari tempat kerjanya. Kebetulan dia mengambil jalan singkat untuk pulang. Jalan yang diambil pula agak tersorok dan tidak banyak orang yang lalu lalang pada masa itu.

Maklum hari sudah lewat. Berjalan di jalan yang agak gelap sebegitu membuatkan dia agak gelisah dan rasa takut berjalan bersaorangan. Tiba-tiba dia nampak ada seorang lelaki (kulit putih Amerika) bersandar di dinding di tepi lorong itu. Dia sudah mula rasa takut dan tak sedap hati. Apa yang saudari kita ni boleh buat adalah berdoa ke hadrat Allah memohon keselamatan atas dirinya. Dia baca ayat Kursi dengan penuh pengharapan agar Allah membantu dia disaat itu.

Masa dia melepasi lelaki yang bersandar itu, dia sempat menoleh dan dapat mengecam muka lelaki itu. Nasib baik lelaki itu buat tidak endah dan perempuan ini selamat sampai ke rumahnya.

Keesokkan paginya, saudari ini terbaca dalam akhbar yang seorang perempuan telah dirogol oleh seorang lelaki yang tidak dikenali dekat lorong yang dia jalan semalam hanya 10 minit selepas dia melintasi lorong tersebut.Muslimah ini yakin benar lelaki kulit putih yang dia lihat semalam adalah perogol itu.

Atas rasa tanggungjawab dia terus ke balai polis dan buat aduan. Wanita ni dapat mengenalpasti suspek melalui kawad cam dan selepas siasatan dilakukan, polis dapat bukti bahawa lelaki tersebut adalah perogol yang dicari. Tapi perempuan Muslim ini hairan juga kenapa lelaki tadi tak jadikan dia mangsa ketika dia melalui lorong tersebut walhal dia keseorangan di masa tu, tetapi lelaki tadi rogol perempuan yang lalu selepas dia. Muslimah ini nak tahu sangat sebabnya. Jadi dia minta kebenaran polis untuk bercakap dengan perogol tadi sebelum hukuman dijatuhkan (sebelum lelaki tadi di bawa ke tempat lain).

Dia pun tanya perogol itu

“Why don’t you do anything to me on that night even though you know that I’m alone?”
Perogol tu jawab: “No, you are not alone. That night I saw two young man walking with you. One on your right side and the other one was by your left side. If you were alone of course you will be my victim.”

Saudari ni rasa amat terkejut bila dengar penjelasan perogol tu. Dia bersyukur ke hadrat Allah kerana memelihara dia malam itu, mungkin juga berkat ayat Kursi yang dia baca malam itu

Tuesday, December 1, 2009

Pasrah

Salam..



Kadang itu hidup ini bukanlah seperti yang dijangkakan. Kerana apabila kita merancang, Allah juga merancang. Tapi ingatlah! bahawa Allah adalah sebaik-baik perancang. Berkaitan dengan diri ana, tahun depan, ana akan menjadi individu yang baru, iaitu seorang pengawas. Suatu ketika, waktu di tingkatan satu, ana bersekolah di Sekolah Menengah Islam Hira' Jeram. Ana tak nafikan bahawa ana memang menangis apabila masuk sekolah yang berasrama penuh. Menangis bukannya sikit-sikit, tapi teruk. Lama-kelamaan ana menyedari akhlak kakak-kakak dan abang-abang di Hira' sudah mencairkan hati ana. Apabila ana melihat adab-adab mereka, terdetik di hati ana, Ya Allah, Kau telah kurniakan aku sekolah yang cukup sempurna! Walaupun kelengkapan tidak mencukupi seperti sekolah yang ana duduki sekarang. Suatu hari, ana mendapat panggilan talifon dari ibu. "Syahirah, Alhamdulillah, Syahirah dapat masuk SAMTTAJ." Astaghfirullahal-Azim. Ana kaget. Mulut ana terkunci sehingga petang. "Esok, Syahirah balik, lusa masuk sekolah baru." Kata-kata itu terngiang-ngiang di cuping telinga. Malam itu, ana tidak dapat melelapkan mata, menatap dorm yang bakal ditinggalkan, kakak-kakak senior yang sentiasa berhati-hati apabila berbicara, sahabat-sahabat yang menjadi pendorong meneruskan perjuangan. Pagi itu, ana bangun awal, mandi dan pergi ke musolla. Ana beristighfar dengan linangan air mata sambil diikuti dengan alunan dzikir yang dialunkan oleh pelajar banin(lelaki). Berita tentang perpindahan ana ke sekolah lain begitu cepat tersebar. Subuh itu, beberapa orang sahabat duduk disisi, berdzikir dan juga menangis disamping ana. Masa berlalu, ana pulang ke rumah dengan hati yang hiba, menyiapkan barang-barang ke sekolah baru.Tibanya ana di SAMTTAJ, ana agak kekok.Ternyata sekolah yang begitu asing bagi diri ana. Ini kerana, bermula darjah satu sehingga darjah enam, ana bersekolah di Sekolah Rendah Hira' Shah Alam. Selangkahnya ana ke dalam kelas satu Zuhud. Ustaz sedang khusyu' mengajar anak muridnya yang juga khusyu' dan tawadu'. Kerana ada diantara mereka yang tertidur. Keletihan agaknya, mungkin kerana tidak dapat membiasakan diri lagi dengan kehidupan di asrama. Setelah ustaz keluar kelas, ketua kelas memanggil ana untuk memperkenalkan diri dihadapan. Sewaktu itulah ana menyedari bahawa di sini bukanlah lagi sekolah hira'. Bahasa perantaraan mereka, bukanlah ana dan anti lagi, tetapi, kau dan aku. Bahasa yang agak kasar bagi ana, menjadi bahasa perantaraan mereka. Tidak malu untuk ana ceritakan, yang ana tidak berhenti-henti menangis, mengaharap ana dapat kembali ke sekolah Hira'. Tetapi Allah adalah sebaik-baik perancang. Alhamdulillah, ana dapat membiasakan diri ana di sini. Membantu kawan-kawan yang sebenarnya mereka tidak sedar bahawa mereka adalah diantara kapal-kapal yang hampir karam. Ana bukanlah bermaksud yang ana ini terlalu sempurna berbanding mereka, tetapi mereka tidak mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari didalam kelas didalam subjek agama. Jika hendak diikutkan markah, subahanallah! Mantap semuanya, tetapi sayangnya mereka hanyalah mantap dari segi penghafalan, dan bukanlah penghayatan. Contohnya, mereka tidak begitu menjaga adab dan batas pergaulan diantara lelaki dan perempuan. Ana teringat, jika pemimpinnya baik, maka rakyatnya pun juga akan menjadi baik. Jadi, mari kita lihat dari sudut pengawas, yang memimpin para pelajar. Apabila dibuat kesimpulan, pengawas lebih kurang sahaja, membawa barang larangan, bersubahat, membuli dan sebagainya. Tetapi itu bukanlah semua. Ana pasti, mesti ada diantara mereka yang akhlaknya seperti pelajar hira' di SAMTTAJ, walaupun bilangan mereka sedikit. Dan mereka itulah yang akan membangunkan SAMTTAJ seperti hira' kelak. Abang ana pernah kata, bahawa Rasulullah bersabda: 'Maka beruntunglah orang yang terasing.' Memang benar, jika kita membawa sesuatu yang baik dizaman ini, telah pun dianggap asing oleh orang ramai. Ayat itulah yang memberi semangat untuk ana terus hidup dengan diri sendiri. Dengan bimbingan yang diberikan oleh keluarga mahupun kakak-kakak senior hira', sedikit sebanyak dapat membantu ana. Suatu hari, ana terfikir, jika kita jadi pengawas, mungkin orang akan dengar cakap kita, kalau tak banyak, sedikit pun boleh jadi. Bermula hari itu, ana berdoa kepada Allah unuk memberikan yang terbaik buat ana, samada menjadi seorang pengawas ataupun tidak. Hari terakhir persekolahan bagi pelajar tingkatan satu, dua dan tiga telah menjawab soalan ana. Doa ana telah dimakbulkan Allah. Allah telah memilih ana untuk menjadi seorang pengawas. Tetapi, tugas seorang pengawas bukanlah senang seperti yang dijangka. Walaupun ana belum pernah merasainya, tetapi, ana pernah melihat kakak dorm (2008) ana begitu stress apabila dilantik menjadi pengawas. Selalu menangis, tertekan. Jika difikirkan, tahun depan ana akan menduduki peperiksaan besar, (PMR). Semoga Allah memberi kekuatan buat ana dalam mengharungi ujian yang bakal dihadapi oleh seorang insan yang lemah ini. Kita saksikan!